Sabtu, 23 September 2023

Monumen Bandeng Lele Lamongan

 Monumen Bandeng Lele Lamongan

Lamongan

Lambang Kota Lamongan adalah Ikan Bandeng dan Lele. Tapi kali ini saya akan membahas Ikan Lele yang tentunya memiliki sejarah karena menjadi lambang dari Kota Lamongan. Ada yang bilang jika orang Lamongan asli tidak boleh memakan ikan yang satu ini. Benar atau tidak anggaban tersebut, berikut ceritanya.
Dahulu, ada seorang Nyi Lurah yang meminjam piandel berupa keris kepada salah seorang waliullah/sunan (kemungkinan Sunan Ampel) untuk mencegah ontran-ontran atau huru-hara sekaligus untuk menjaga kewibawaannya di wilayahnya (sekitar wilayah Bojonegoro). Kanjeng Sunan pun memberikan keris yang dimilikinya kepada Nyi Lurah dengan beberapa syarat. Diantaranya adalah tidak boleh menggunakan keris tersebut untuk kekerasan (menumpahkan darah) dan harus segera dikembalikan kepada Sunan tersebut secara langsung setelah tujuh purnama (tujuh bulan).

Akhirnya Nyi Lurah berhasil mewujudkan cita-cita dan harapannya itu. Namun setelah tujuh purnama terlewati, Nyi Lurah belum juga mengembalikan keris kepada Kanjeng Sunan. Khawatir terjadi penyalahgunaan pada pusakanya, Kanjeng Sunan kemudian mengutus salah seorang muridnya untuk menemui Nyi Lurah dan mengambil kembali keris Kanjeng Sunan.

Sampai di tempat Nyi Lurah, murid Kanjeng Sunan pun segera menemui Nyi Lurah. Saat murid tersebut menghadap dan mengutarakan maksudnya untuk mengambil keris Kanjeng Sunan, Nyi Lurah bersikeras tidak mau menyerahkan keris tersebut. Karena merasa tidak mendapat sambutan yang baik atas niatnya, akhirnya sang murid berencana untuk diam-diam mengambil keris pusaka di rumah Nyi Lurah.

Pada suatu malam, murid tersebut memasuki rumah Nyi Lurah dan berhasil menggambil keris. Namun, Nyi Lurah telah menyadari bahwa keris pusaka telah dicuri. Serta merta seluruh warga desa berbondong-bondong mengejarnya. Kejar mengejar ini berlangsung sangat jauh hingga mencapai daerah Lamongan. Pada saat di perbatasan daerah Babat-Pucuk, murid tersebut merasa terpojok karena sebuah pohon asam besar menghalangi jalannya. Dan ketika anak tombak dilemparkan kedadanya ternyata seekor kijang lewat menyelamatkannya, hingga yang terkena tombak adalah kijang. Atas kejadian tersebut, sang murid bersyukur kepada Allah dan berujar bahwa anak cucu dan keturunannya kelak tidak boleh memakan daging kijang karena binatang tersebut telah menyelamatkan nyawanya.

Sang murid terus melanjutkan perjalannya ke arah Surabaya, sementara para penduduk tadi masih tetap mengejarnya. Hingga dia terjebak pada sebuah jublangan/kolam yang di dalamnya penuh dengan Ikan Lele yang memiliki pathil yang mematikan. Sementara, dari kejauhan terlihat para penduduk yang semakin dekat menuju ke arahnya dan tidak ada jalan lain selain menyeberangi kolam Lele di depannya. Namun dengan keyakinan hati dan memohon perlindungan kepada Allah, akhirnya diapun menceburkan diri ke dalam kolam penuh Ikan Lele. Ternyata tak satupun Ikan Lele menyerangnya bahkan dengan tenang dia bisa menyelam dengan ikan-ikan lele berkerumun di atasnya. Karena melihat banyak Ikan Lele berenang di atas kolam maka penduduk menganggab bahwa si pencuri tersebut tidak mungkin bersembunyi di kolam penuh Ikan Lele yang memiliki pathil yang sangat mematikan. Warga desa yang mengejarnya itu pun mengalihkan pencariannya ke tempat lain. Setelah itu menyembullah sang murid ke permukaan kolam. Dengan mengucap puji syukur kepada Allah dan lagi-lagi dia berujar bahwa anak, cucu dan keturunannya kelak untuk tidak memakan Ikan Lele, karena ikan tersebut telah menyelamatkan hidupnya. Daerah tempat diucapkannya wasiat tersebut berada di sekitar daerah Glagah Lamongan. Akhirnya, sang murid berhasil menyerahkan kembali pusakanya pada Kanjeng Sunan.

Beberapa cerita mengatakan bahwa murid yang mencuri keris pusaka tersebut bernama Ronggohadi (saat ini menjadi salah satu jalan di Kota Lamongan). Dia adalah orang yang kelak membabat alas Lamongan dan menjadi bupati pertama Lamongan yang bergelar Bupati Surajaya.

Hingga saat ini, kebanyakan masyarakat Lamongan di daerah Glagah, tengah kota, atau pesisir, sangat jarang yang makan lele sebagai santapan lauk pauknya apalagi yang berdarah asli Lamongan (ayah dan ibu asli Lamongan). Mereka khawatir kalau masih ada darah keturunan sang murid Kenjeng Sunan dan takut melanggar sumpah. Meskipun pada umumnya orang sekitar Glagah, Deket dan sekitarnya di era sekarang ini banyak yang beternak ikan lele, namun jarang sekali mereka yang memakan ikan tersebut. Konon, jika ada anak keturunannya yang melanggar sumpah, maka pigmen di area tangan atau tubuhnya akan memudar sehingga warna kulitnya belang-belang hingga menyerupai tubuh Ikan Lele. Wa'allahualam. Namun hal ini tidak berlaku bagi mereka yang mempunyai ayah dari luar Lamongan atau tinggal jauh di wilayah Lamongan bagian selatan dan barat.Lambang Kota Lamongan adalah Ikan Bandeng dan Lele. Tapi kali ini saya akan membahas Ikan Lele yang tentunya memiliki sejarah karena menjadi lambang dari Kota Lamongan. Ada yang bilang jika orang Lamongan asli tidak boleh memakan ikan yang satu ini. Benar atau tidak anggaban tersebut, berikut ceritanya.

Dahulu, ada seorang Nyi Lurah yang meminjam piandel berupa keris kepada salah seorang waliullah/sunan (kemungkinan Sunan Ampel) untuk mencegah ontran-ontran atau huru-hara sekaligus untuk menjaga kewibawaannya di wilayahnya (sekitar wilayah Bojonegoro). Kanjeng Sunan pun memberikan keris yang dimilikinya kepada Nyi Lurah dengan beberapa syarat. Diantaranya adalah tidak boleh menggunakan keris tersebut untuk kekerasan (menumpahkan darah) dan harus segera dikembalikan kepada Sunan tersebut secara langsung setelah tujuh purnama (tujuh bulan).

Akhirnya Nyi Lurah berhasil mewujudkan cita-cita dan harapannya itu. Namun setelah tujuh purnama terlewati, Nyi Lurah belum juga mengembalikan keris kepada Kanjeng Sunan. Khawatir terjadi penyalahgunaan pada pusakanya, Kanjeng Sunan kemudian mengutus salah seorang muridnya untuk menemui Nyi Lurah dan mengambil kembali keris Kanjeng Sunan.

Sampai di tempat Nyi Lurah, murid Kanjeng Sunan pun segera menemui Nyi Lurah. Saat murid tersebut menghadap dan mengutarakan maksudnya untuk mengambil keris Kanjeng Sunan, Nyi Lurah bersikeras tidak mau menyerahkan keris tersebut. Karena merasa tidak mendapat sambutan yang baik atas niatnya, akhirnya sang murid berencana untuk diam-diam mengambil keris pusaka di rumah Nyi Lurah.

Pada suatu malam, murid tersebut memasuki rumah Nyi Lurah dan berhasil menggambil keris. Namun, Nyi Lurah telah menyadari bahwa keris pusaka telah dicuri. Serta merta seluruh warga desa berbondong-bondong mengejarnya. Kejar mengejar ini berlangsung sangat jauh hingga mencapai daerah Lamongan. Pada saat di perbatasan daerah Babat-Pucuk, murid tersebut merasa terpojok karena sebuah pohon asam besar menghalangi jalannya. Dan ketika anak tombak dilemparkan kedadanya ternyata seekor kijang lewat menyelamatkannya, hingga yang terkena tombak adalah kijang. Atas kejadian tersebut, sang murid bersyukur kepada Allah dan berujar bahwa anak cucu dan keturunannya kelak tidak boleh memakan daging kijang karena binatang tersebut telah menyelamatkan nyawanya.

Sang murid terus melanjutkan perjalannya ke arah Surabaya, sementara para penduduk tadi masih tetap mengejarnya. Hingga dia terjebak pada sebuah jublangan/kolam yang di dalamnya penuh dengan Ikan Lele yang memiliki pathil yang mematikan. Sementara, dari kejauhan terlihat para penduduk yang semakin dekat menuju ke arahnya dan tidak ada jalan lain selain menyeberangi kolam Lele di depannya. Namun dengan keyakinan hati dan memohon perlindungan kepada Allah, akhirnya diapun menceburkan diri ke dalam kolam penuh Ikan Lele. Ternyata tak satupun Ikan Lele menyerangnya bahkan dengan tenang dia bisa menyelam dengan ikan-ikan lele berkerumun di atasnya. Karena melihat banyak Ikan Lele berenang di atas kolam maka penduduk menganggab bahwa si pencuri tersebut tidak mungkin bersembunyi di kolam penuh Ikan Lele yang memiliki pathil yang sangat mematikan. Warga desa yang mengejarnya itu pun mengalihkan pencariannya ke tempat lain. Setelah itu menyembullah sang murid ke permukaan kolam.

 Dengan mengucap puji syukur kepada Allah dan lagi-lagi dia berujar bahwa anak, cucu dan keturunannya kelak untuk tidak memakan Ikan Lele, karena ikan tersebut telah menyelamatkan hidupnya. Daerah tempat diucapkannya wasiat tersebut berada di sekitar daerah Glagah Lamongan. Akhirnya, sang murid berhasil menyerahkan kembali pusakanya pada Kanjeng Sunan.

Beberapa cerita mengatakan bahwa murid yang mencuri keris pusaka tersebut bernama Ronggohadi (saat ini menjadi salah satu jalan di Kota Lamongan). Dia adalah orang yang kelak membabat alas Lamongan dan menjadi bupati pertama Lamongan yang bergelar Bupati Surajaya.

Hingga saat ini, kebanyakan masyarakat Lamongan di daerah Glagah, tengah kota, atau pesisir, sangat jarang yang makan lele sebagai santapan lauk pauknya apalagi yang berdarah asli Lamongan (ayah dan ibu asli Lamongan). Mereka khawatir kalau masih ada darah keturunan sang murid Kenjeng Sunan dan takut melanggar sumpah. Meskipun pada umumnya orang sekitar Glagah, Deket dan sekitarnya di era sekarang ini banyak yang beternak ikan lele, namun jarang sekali mereka yang memakan ikan tersebut. Konon, jika ada anak keturunannya yang melanggar sumpah, maka pigmen di area tangan atau tubuhnya akan memudar sehingga warna kulitnya belang-belang hingga menyerupai tubuh Ikan Lele. Wa'allahualam. Namun hal ini tidak berlaku bagi mereka yang mempunyai ayah dari luar Lamongan atau tinggal jauh di wilayah Lamongan bagian selatan dan barat.   

Selasa, 19 September 2023

Kerajinan Tangan Khas Lamongan

Kerajinan Tangan Khas Lamongan

Tak hanya makanan, kerajinan juga dapat menjadi buah tangan ketika kalian pergi liburan ke suatu daerah. Terlebih lagi jika kerajinan tersebut asli khas dari daerah yang kalian kunjungi, maka wajib untuk kalian beli dan bawa pulang sebagai buah tangan untuk kerabat dan keluarga di rumah. Lamongan adalah salah satu daerah yang memiliki kerajinan khas. Berikut adalah 5 kerajinan tangan khas Lamongan yang bisa dibawa pulang.

1. Batik Sendang dengan berbagai macam motif

kerajinan, lamongan

Batik adalah kain warisan budaya dari Indonesia yang telah diakui oleh seluruh dunia. Banyak daerah di Indonesia yang memiliki corak serta motifnya masing-masing. Salah satunya adalah Lamongan. Kota soto ini memiliki banyak corak dan motif yang disebut Batik Sendang. Sebab, sentra batik di Lamongan terletak di Desa Sendang. Batik Sendang memiliki motif yang detail, sehingga pengrajin batik dituntut untuk sabar dan teliti. Motifnya sangat beragam, antara lain motif burung slempang, motif paten, motif gapuro tanjung kodok, dan lain sebagainya. Kain indah ini dibanderol dengan harga yang berbeda-beda, bergantung pada tipe kain dan tingkat kerumitannya.

2. Kain tenun ikat yang cantik

kerajinan, lamongan

Selain batik, terdapat kain tenun yang merupakan warisan budaya Indonesia. Tenun Ikat Parengan khas Lamongan telah ada sejak zaman kolonial. Tenun ikat ini berbahan halus dan tidak terlalu tebal. Bahannya juga lemas dan jatuh, sehingga memberikan kesan ringan dan tidak panas ketika dipakai. Motifnya berbentuk gunungan yang dibentuk menyerupai gapura. Proses pembuatan tenun ikat cukup lama, yaitu sekitar dua minggu melalui 14 proses. Tenun ikat ini sudah diimpor ke Somalia dan Timur Tengah. Tenun Ikat Parengan ini dibanderol mulai harga Rp200 ribu.

3. Penampilanmu akan berbeda dengan tas eceng gondok

kerajinan, lamongan

Berikutnya ada tas yang terbuat dari tanaman eceng gondok. Caranya tinggal dikeringkan dan dipipihkan. Kemudian, siap untuk dianyam menjadi tas yang cantik. Meski dibuat dari bahan alami, tas ini tetap terlihat elegan. Tas ini dijamin akan membuat penampilanmu menjadi berbeda dan lebih menarik. Tak hanya dilirik oleh wisatawan lokal, namun tas ini sudah mampu bersaing di pasar internasional, seperti Malaysia dan Amerika. Harganya cukup terjangkau, yaitu mulai dari Rp 10 ribu hingga ratusan ribu rupiah, bergantung pada ukuran dan rumitnya motif yang ditawarkan.

4. Gerabah berbagai macam fungsi

kerajinan, lamongan

Kerajinan gerabah dapat dengan mudah ditemukan di Lamongan. Salah satu daerah di Lamongan yang warganya menekuni kerajinan ini adalah Desa Mantup. Kerajinan ini terbuat dari tanah liat yang dibakar dengan suhu rendah. Selain itu, gerabah juga dapat dibuat dari batu hitam. Gerabah ini dapat digunakan oleh manusia untuk berbagai macam, seperti vas bunga, pot bunga, kuali, dan lain sebagainya.

5. Tikar lipat yang sudah tersebar di seluruh wilayah di Indonesia

kerajinan, lamongan

Kerajinan yang terakhir adalah tikar lipat. Mayoritas masyarakat Indonesia pasti mengetahui eksistensi dari tikar lipat ini. Sebab, Lamongan merupakan satu-satunya penghasil tikar lipat terbesar di Indonesia. Terdapat dua daerah yang menjadi sentra industry kerajinan tikar ini, yakni di Kecamatan Jetis dan juga di Jalan Sunan Drajat. Plastik, rafia, dan benang, merupakan bahan yang digunakan untuk membuat kerajinan ini. Biasanya karpet ini digunakan sebagai alas dalam berbagai acara atau kegiatan. Ditambah lagi karpet ini terbilang cukup praktis dan mudah dibawa kemana-mana.

Masjid Namira

Masjid Namira

masjid namira, lamongan


Masjid Jami' Namira atau lebih dikenal dengan Masjid Namira adalah sebuah masjid yang terletak di Jotosanur, Kec. Tikung, Kabupaten Lamongan. Masjid ini mengusung gaya arsitektur yang mewah dari bangunan masjid di Timur Tengah. Masjid Namira memiliki daya tarik tersendiri daripada masjid-masjid yang ada di Indonesia karena keberadaan interior masjid yang terkesan mewah dan terang, serta keberadaan kiswah Ka'bah yang berada di mihrab imam.
Kiswah Ka’bah yang ada di Masjid Namira Lamongan didatangkan langsung dari Masjidilharam yang ada di Arab Saudi. Bekas pelindung Ka’bah ini ditempel pada bagian dinding mihrab imam dengan menggunakan kaca tebal sebagai pelindungnya agar tidak sembarang disentuh oleh pengunjung. Masjid dengan nuansa seperti Masjidilharam ini memiliki berbagai fasilitas yang mirip dengan masjid Namirah yang ada di Arab Saudi.
Sejarah
Nama masjid Namira terinspirasi dari sebuah masjid di Arab Saudi yang terletak di antara Al-Haram dengan Arafah, tepatnya di Jabal Rahmah. Namanya Masjid Namirah. Nama tersebut diambil sebab karena banyak tetangga dari pendiri masjid Namira yang ingin berangkat menunaikan ibadah Haji namun belum pernah tertunaikan.
Masjid ini didirikan oleh sepasang pengusaha emas asal Lamongan yang bernama Helmy Riza dan istrinya, Eny Yuli Arifah. Pertama kali dibuka untuk umum pada tanggal 1 Juni 2013. Pada awalnya, masjid ini tidak terlalu besar. Hanya menempati lahan sekitar 0,9 hektar dengan luas bangunan yang mencapai 1.100 meter dan hanya dapat menampung 500 jamaah saja. Akan tetapi, lama kelamaan pengunjung masjid ini semakin banyak dan akhirnya banyak jamaah masjid yang tidak mendapat tampungan tempat parkir. Oleh sebab itu, masjid ini lantas direnovasi hingga akhirnya selesai pada tanggal 2 Oktober 2016. Luas masjid setelah renovasi mencapai 2.750 meter dengan menempati lahan sekitar 2,7 hektar dan dapat menampung 2500 jamaah. Tak lama kemudian, selepas masjid ini direnovasi, masjid Namira menjadi lebih tekenal daripada sebelumnya. Hingga kini, masjid Namira tengah merencanakan pengadaan yayasan dan lembaga pendidikan bagi para pelajar dan mahasiswa.

Jajanan Tradisional Khas Lamongan

Jajanan Tradisional Khas Lamongan

Selain soto ayam, Lamongan juga mempunyai jajanan khas yang cukup terkenal dan populer loh, yang tentunya wajib kalian coba saat berunjung di Lamongan. jajanan ini sudah cukup terkenal dan melegenda tak jarang juga menjadi buah tangan yang direkomendasikan untuk  para pengunjung yang datang berlibur. Penasaran apa saja? Jangan lupa mampir dan rasakan berbagai jajanan dibawah ini dikota lamongan langsung ya!

1. Jumbrek

jajanan,lamongan

Salah satu kuliner khasnya yang unik dan enak adalah Jumbreg. Terdengar aneh memang ketika kita pertama kali mendengar kata Jumbreg. Belum banyak yang mengenal Jumbreg, padahal Jumbreg sering dijadikan buah tangan saat berkunjung ke Paciran, Lamongan. Jajanan unik ini terbuat dari tepung beras dicampur santan dan gula Jawa, diadoni hingga kalis, dibungkus daun siwalan, dibentuk mirip corong, kemudian dikukus hingga matang.

2. Es Siwalan

jajanan,lamongan

Es Dawet Siwalan juga menjadi salah satu makanan khas Lamongan yang sangat populer dan banyak penggemarnya. Seperti namanya, Es Dawet ini menggunakan buah dari pohon siwalan sebagai  isiannya. Bagi Anda yang masih asing dengan pohon siwalan, pohon ini juga disebut dengan nama lontar. Es Dawet Siwalan jarang bisa Anda jumpai di daerah lain, apalagi di daerah yang memiliki cuaca dingin. Karena pohon siwalan hanya hidup di daerah kering saja.

3. Es Batil
jajanan,lamongan

Es Batil yang enak ini adalah makanan mirip roti yang terbuat dari tepung beras dan ragi. Rasanya mirip kue apem tapi sedikit asam. Batil sebetulnya cukup enak dimakan langsung. Tapi biasanya makanan ini dihidangkan dengan cara diris-iris lalu dicampur dengan es dan sirup gula.

4. Es Tape Aren

jajanan,lamongan

Es Tape Aren merupakan es yang berbahan utama tape serta menggunakan gula aren sebagai pemanisnya.

5. Kelanting

jajanan,lamongan

Klanting merupakan makanan yang terbuat dari pati ketela pohon. Makanan ini bisa dibentuk bulat-bulat kecil atau kotak kemudian diberi warna sesuai selera sebelum direbus.

6. Keripik Sunduk

jajanan,lamongan

Keripik Sunduk merupakan keripik yang terbuat dari salah satu jenis ikan laut, yaitu Ikan Sunduk. Rasanya sangat gurih dan nikmat, bisa dimakan begitu saja sebagai cemilan atau bisa juga dimakan sebagai lauk.

7. Rujak Paciran

rujak,jajanan,lamongan

Rujak Paciran merupakan rujak buah dengan sambal kacang yang khas daerah pesisir.

8. Tiwul

tiwul,jajanan,lamongan

Tiwul adalah salah satu makanan tradisional yang berbahan tepung gaplek yaitu singkong yang dikeringkan lalu ditumbuk.

9. Wingko

wingko,jajanan,lamongan

Wingko adalah sejenis kue yang terbuat dari kelapa muda, tepung beras ketan dan gula. Disebut wingko babat karena banyak dijual dan berasal dari Kec. Babat Lamongan.

Nah, jadi itulah sebagian jajanan tradisional yang terkenal di Lamongan. sangat menarik untuk dicoba bukan? Yuk langsung saja datang ke Lamongan.


Senin, 18 September 2023

Makanan Khas Lamongan

 Makanan Khas Lamongan

lamongan, soto, makanan khas


Soto lamongan adalah salah satu makanan khas Jawa Timur yang sampai sekarang masih menjadi favorit banyak orang. Makanan berkuah kuning ini mudah sekali ditemui di pinggir jalan hampir di seluruh kota di Indonesia.

Mengutip dari laman website lamongankab.go.id, soto lamongan adalah sebuah sajian soto khas dari Kabupaten Lamongan Jawa Timur yang bercita rasa lezat. Perbedaan soto lamongan dengan soto-soto lainnya adalah adanya tambahan koya udang yang membuat cita rasanya menjadi semakin gurih.

Sejarah Soto Lamongan

Sebelum menjadi sajian soto yang seperti sekarang, soto lamongan mengalami proses modifikasi yang sangat panjang. Soto ini merupakan sajian khas yang menggabungkan berbagai budaya mulai dari China, Jawa, hingga Belanda. Soto Lamongan sendiri mulai muncul dan terkenal sekitar tahun 1980 sampai 1990-an.

Mayoritas masyarakat Lamongan adalah perantau. Mereka berjualan soto di berbagai tempat di Indonesia dan ternyata ini berhasil. Dikatakan bahwa zaman dahulu masyarakat Lamongan berjualan soto dengan cara dipikul dan dijual keliling kampung. Sejarah soto lamongan juga tidak bisa dipisahkan dari Dusun Kebontengah, Kecamatan Deket, Lamongan.

Di sana terdapat sebuah makam yang diyakini sebagai mayam Buyut Bakal yang merupakan seorang juru masak dari Sunan Giri. Dari kepercayaan masyarakat setempat, ia adalah orang yang mempengaruhi perkembangan soto khas Lamongan yang saat ini menjadi mata pencaharian sebagian masyarakat setempat.

Ciri Khas Soto Lamongan

1. Taburan serbuk udang koya

lamongan,soto
Salah satu ciri yang membedakan soto lamongan dengan soto-soto lainnya adalah serbuk gurih koyanya. Serbuk gurih koya itu adalah olahan yang terbuat dari kerupuk udang. Hal ini karena di pesisir utara Jawa Timur merupakan penghasil udang yang besar.

Pada awalnya, penggunaan koya ini dilakukan untuk menyiasati adanya sisa kerupuk udang yang tidak utuh dan tidak bisa dijual. Hal itu membuat para penjual soto lamongan bereksperimen untuk menghaluskannya dan mencampurkannya ke dalam kuah soto.

2. Menggunakan bumbu kuning

lamongan,soto

Warna kuning dari soto ini didapatkan dari kunyit yang ditambahkan dengan bawang putih, kemiri, daun jeruk, dan lain sebagainya. Kaldu yang berwarna kuning inilah yang membuat soto lamongan menjadi lebih gurih dan berbumbu.




3. Memiliki berbagai isian ayam

lamongan,soto


Selain irisan ayam, soto lamongan juga memiliki isian lain di dalam mangkok, seperti telur muda, ati ampela, kulit ayam, dan lain sebagainya. Selain itu, penjual juga biasanya menawarkan ceker dan sayap ayam.



4. Bahan pelengkap untuk menambah cita rasa yang lebih nikmat

lamongan,soto


Selain sajian di dalam mangkuk. Kuah soto lamongan juga semakin gurih dan lezat dengan tambahan seperti kecap, sambal, dan jeruk nipis. 
Hal ini membuat kuah yang sudah berbumbu semakin kaya rasa.





5. Spanduk Soto Lamongan: Dilukis Manual di Tangan Seniman

lamongan,soto


Satu hal lain yang menjadi ciri khas dari soto lamongan adalah gambar soto lamongan yang dibuat dengan cara manual. Di tengah mudahnya melakukan percetakan spanduk, soto lamongan masih menggunakan cara melukis sendiri sebuah kain putih dengan warna yang bervariatif. Lukisan manual ini bisa dikatakan sebagai ikon spanduk soto lamongan.



Ada alasan mengapa spanduk soto lamongan masih menggunakan cara lukis tradisional semacam ini. Pertama, model spanduk lukis ini digunakan supaya tidak menghilangkan ciri khas dari makanan lamongan.Kedua, alasannya agar mudah dikenali oleh konsumen. Ketiga, spanduk yang dilukis secara manual juga bisa memantulkan cahaya pada malam hari sehingga tulisan yang ada di spanduk bisa tersamarkan dan lebih terang.





Wisata Menarik Kota Lamongan

Wisata Menarik Kota Lamongan

Lamongan merupakan sebuah Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini menyimpan sejuta pesona alam yang menakjubkan dan tersembunyi sehingga masih banyak orang yang belum mengtahui akan keindahan yang di miliki oleh Lamongan. Lamongan banyak wisata, Mulai dari situs wisata, situs bersejarah, spot foto foto , sampai Pantai yang memanjakan mata.

Jika Anda punya rencana liburan ke Lamongan, Jangan khawatir akan keindahannya, Kabupaten ini menawarkan cukup banyak wisata pilihan untuk Anda dikunjungi. Selama ini Lamongan jarang terdengar wisatanya, namun ternyata Kabupaten ini juga memiliki banyak tempat-tempat wisata yang bernuansa alam,pantai, Sejarah, Religi maupun Kuliner yang tak kalah dengan wisata Surabaya, Jogja ataupun Kabupaten besar lainnya.


Untuk memudahkan Anda menemukan tempat wisata di Lamongan yang paling indah dan di rekomendasikan untuk di datangi. berikut kami ulas secara singkat beberapa tempat Wisata di Lamongan Terbaru yang harus segera di explore:


1. Tlogo Sadang

Tlogo sendang, lamongan


Lokasi: Tlogosadang, Paciran, Lamongan


2. Wisata Edukasi Gondang Outbond


wisata, lamongan

Lokasi: Juwet, Deketagung, Sugio, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur


3. Pantai Kutang


Pantai kutang, lamongan

Lokasi: Dukuh Kentong, Desa Labuhan, Kec. Brondong, Brengkok, Lamongan


4. Masjid Agung Lamongan


Masjid agung lamongan

Lokasi: Tumenggungan, Kec. Lamongan, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur


5. Alun-Alun Lamongan


Alun alun lamongan

Lokasi: Jl. Lamongrejo, Tumenggungan, Kec. Lamongan, Kabupaten Lamongan


6. Wisata Bahari Lamongan


Wisata bahari lamongan

Lokasi: Jl. Paciran, Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur 


7. Maharani Zoo & Goa


Maharani zoo & goa lamongan


Lokasi: JL. Raya Paciran, Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur

Sumberhttps://wisatalengkap.com/


Sabtu, 16 September 2023

Destinasi Wisata Bahari Lamongan

 Destinasi Wisata Bahari Lamongan

Lamongan, wisata


Wisata Bahari Lamongan atau disingkat WBL adalah tempat wisata bahari yang terletak di Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Tempat wisata ini dibuka sejak 14 November 2004. Wisata Bahari Lamongan dikelola oleh PT Bumi Lamongan Sejati, sebuah perusahaan patungan Pemkab Lamongan dengan PT Bunga Wangsa Sejati.


Beberapa wahana unggulan tempat wisata ini antara lain Istana Bawah Laut, Gua Insectarium, Space Shuttle, Anjungan Wali Songo, Texas City, Paus Dangdut, Tembak Ikan, Rumah Kaca, serta Istana Bajak Laut.


Lokasi

Wisata Bahari Lamongan dibangun di lokasi yang dahulu dikenal dengan nama Pantai Tanjung Kodok. Objek wisata ini berada di jalur pantai utara Surabaya-Tuban, serta berada di dekat sejumlah objek wisata andalan di Jawa Timur, di antaranya Gua Maharani, Makam dan Museum Sunan Drajat, Makam Sunan Sendang Duwur, dan Tanjung Kodok Resort. Tidak jauh dari WBL, sekitar 5 kilometer ke arah timur, sudah dioperasikan kawasan berikat yang dikenal dengan Lamongan Shorebase (LS). Sekitar 6 kilometer arah barat terdapat Pelabuhan Perikanan Nusantara di Kecamatan Brondong dengan tempat pelelangan ikan yang sangat dikenal di Jawa Timur.


Arsitektur

Pintu masuk objek wisata Bahari Lamongan dihiasi patung kepiting raksasa dengan capit terbuka.


Fasilitas

  • Rumah Kucing
  • Galeri Kapal Dan Kerang
  • Sarang Bajak Laut
  • Goa Insektarium
  • Permainan Air
  • Playground Remaja
  • Playground pasir
  • Kolam Renang Air Tawar
  • Kolam Renang Air Laut
  • Waterboom
  • Anjungan Wali Songo
  • Bioskop 3 Dimensi
  • Rumah Sakit Hantu
  • Rotary Coaster
  • Samba Jet
  • Mini Columbus
  • Mini Train
  • Tembak air
  • Merry-Go-Round
  • Mini Bumper Car
  • Mini Bumper Boat
  • Motocross
  • Tagada
  • Taman kaca
  • Taman berburu
  • Paus Dangdut
  • Jet Coaster
  • Bumper Car
  • Space Shuttle
  • Bioskop Desperado
  • Drop Zone
  • Istana Boneka
  • Crazy Car


Maharani Zoo

Saat ini Wisata Bahari Lamongan diperluas hingga mencakup Gua Maharani. Di mana Gua Maharani sekarang tidak hanya menjadi tempat wisata Goa saja tetapi telah dikembangkan sebagai tempat rekreasi kebun binatang yang telah memiliki banyak koleksi binatang. Sehingga Goa Maharani sekarang telah berubah nama menjadi Maharani Zoo & Goa.[3] Di dalam Gua Maharani terdapat keindahan stalaktit dan stalakmit. Juga terdapat beberapa jenis batu-batuan.


Sumber : https://id.wikipedia.org/

Monumen Bandeng Lele Lamongan

 Monumen Bandeng Lele Lamongan Lambang Kota Lamongan adalah Ikan Bandeng dan Lele. Tapi kali ini saya akan membahas Ikan Lele yang tentunya ...